"Kalau hujan di sini banjir sampai sebetis. Banyak dokumen papa yang tidak bisa kami selamatkan," kata Elias Christian Medellu (40) saat menerima tim liputan merdeka.com.
Elias adalah putra sulung Irjen Ursinus Elias Meddelu. Irjen Ursinus menjabat sebagai Direktur Lalu Lintas Markas Besar Angkatan Kepolisian tahun 1965-1972. Setelah itu menjadi Kadapol (Kini Kapolda) Sumatera Utara 1972-1975.
Elias bercerita rumah itu adalah peninggalan papanya. Rumah di jalan sempit itu dicicil Ursinus sepanjang hidupnya. Kalau tidak begitu, mungkin seumur hidup Ursinus tak akan punya rumah.
"Uang pensiun Papa Rp 200.000, Rp 100.000 dipakai untuk mencicil rumah ini," kata Ellias.
Elias mengajak merdeka.com berkeliling. Rumah tua itu dulunya mess milik Dirlantas Polri yang sudah tidak digunakan. Mess itu sempat tidak dihuni. Bangunannya lumayan besar dengan banyak kamar. Tetapi sama sekali tak ada kesan mewah.
"Kata orang mess ini berhantu. Orang yang tinggal di sini bisa mati. Tapi kami tinggal puluhan tahun di sini tak ada apa-apa," kata Elias sambil tertawa.
Menurutnya Ursinus tak mau menerima apa-apa di luar gajinya. Saat itu tak ada serupiah pun yang dikorupsi Ursinus. Karena itu walau berpangkat jenderal bintang dua, hidupnya pas-pasan.
Hal senada disampaikan Sri Rastiti Merdekawati. Sri adalah penulis buku Inspektur Jenderal Polisi DRS. Ursinus Elias Meddelu, Bhayangkara Pejuang melawan Penjajah dan Arus Korupsi terbitan Gramedia Pustaka Utama.
Sri sempat tercengang saat melihat kediaman Ursinus untuk melakukan wawancara.
"Saya kira rumahnya tak pantas untuk pensiunan seorang jenderal polisi. Terlalu sederhana," kata Sri kepada Ramadhian Fadilah dari merdeka.com, Rabu (20/3).
Menurut Sri, Ursinus adalah teladan yang langka. Sosoknya yang sederhana menjadi teladan bagi polisi lalu lintas.
Kontras sekali kehidupan Irjen Ursinus dengan Irjen Djoko yang saat ini tersangkut kasus dugaan korupsi simulator SIM dan tindak pidana pencucian uang. Jika Ursinus harus bersusah payah mencicil rumah, darimana Irjen Djoko mendapatkan uang untuk membeli puluhan rumah mewah, berhektar-hektar sawah, SPBU dan mobil mewah?