Breaking News
Loading...
Monday, April 1, 2013

Info Post

M.Sampe Edward in Memory


Selamat jalan bang. Saya mengenal Serambi Indonesia sejak tahun 1990. Saat itu paman saya menjabat sebagai Camat di tangse. Setiap hari,  beliau menyuruh saya mengambil Koran di loket Koran Keude Tangse, usia saya masih 7 tahun saat itu. Saat itu saya masih belum bisa membaca, jadi yang saya lihat di
Serambi hanya Gam Cantoi (GC), dari tahun sampai tahun 1998. Lalu saya baru membaca berita-berita olahraga. Bagi saya kecil, Gam Cantoi merupakan satu-satunya yang menarik di harian nomor satu di Aceh ini. Komik strip tiga kolom tanpa balon bicara inilah yang selalu saja membuat saya tertawa.

Saat Koran-koran tua akan di jual, saya menggunting Gam Cantoinya untuk di buat kliping. Banyak sekali saat itu saya mengoleksi Gam Cantoi, tapi setelah paman habis masa jabatan, saya kembali ke Sigli dan tidak bisa melihat GC secara rutin 

Setiap pulang sekolah, saya selalu mampir di warkop, kadang menunggu lama orang baca Koran, demi melihat GC, banyak sekali hal lucu dalam GC yang saya ingat. Misalnya waktu dekat pemilu masa Soeharto, GC menggambar kalau PDI dan PPP harus berlindung di bawah GOLKAR kalau hujan. GC membawa banyak anaknya memakai mobil Pick up, karena mengemudi terlalu cepat, sewaktu sampai di tujuan, anaknya sudah tak ada lagi di belakang. Ada juga saat hebohnya imigran gelap, GC menggambarkan kalau imigran gelap itu wajahnya yang gelap.

Perawakan GC pun sangat khas, dengan rambut keriting, menonjol satu kedepan seperti antenna, baju Seudati berlengan pendek, kain sarung dipakai melewati lutut, celana panjang dan sepatu Aladin yang sudah keriting.

Beberapa bulan lalu GC hilang dari serambi, saya membuat status facebook menanyakan kemana GC ada teman yang menjawab kalau M. Edward Sampe sedang sakit.

Saya sempat juga menghayalkan bisa membuat cerita GC yang lucu yang seperti M.Sampe Edward buat, sampai sampai buku pelajaran saya saya coret coret dengan gambar gam cantoi yang berbentuk tidak karuan. Mungkin kalau di lihat dari bentuknya, orang mungkin tidak akan mengakui kalau itu GC. Tapi seiring bergantinya waktu, saya akhirnya bisa membuat gambar GC yang hamper mirip sekali dengan aslinya. Perasaan saya waktu itu seperti baru mendapatkan undian berhadiah, senang tak terhingga.

Saya masih ingat, cerita yang saya buat waktu itu adalah masalah donor darah, ketika GC kehabisan Stock darah buat anaknya yang lagi sakit, dia bingung mencari darah kemana mana, akhirnya dia melewati kandang ayam dan kemudian ayam itu di gantung di tempat gantung infuse dengan jarus infuse menyuntikkan darah ayam kepada si anaknya. Sungguh cerita yang tidak masuk akal, tapi itulah saya dengan segala kepolosan saya, saya mencoba meniru GC.

Ingin sekali komik yang saya hasilkan pada waktu saya kecil ini ini saya perlihatkan pada M.Sampe Edward, sampai setelah beliau tiada saya belum pernah menjumpai beliau.

Dengan berpulangnya M.Sampe Edward, saya sedikit khawatir dengan nasib komik di Aceh kedepan, mungkin tidak ada lagi komik yang sederhana dan penuh makna. Komik strip tiga kolom tanpa balon ini mewakili suara rakyat aceh, mewakili suara rakyat kecil, kesenangan, hiburan dan motivasi terangkai dari jari jari M.Sampe Edward yang menciptakan tokoh ini.

Walau M.Sampe Edward telah menghembuskan nafas terakhir, saya berharap semoga karyanya bisa terus menginspirasi para masyarakat Aceh.

Ditulis Oleh : Riazul Iqbal*

Riazul Iqbal adalah Anggota Aktif Forum Lingkar pena dan juga ketua umum Komunita Perawi Harddisk Aceh          
               
               
               




Artikel Terkait Aceh