Breaking News
Loading...
Thursday, April 25, 2013

Info Post

Banyak hal dilakukan orang hanya agar bisa tampil trendy dan fashionable. Nguras dompet sih sudah pasti, tapi yang bikin heran beberapa rela menyiksa diri sendiri demi yang namanya fashion. Yup, berikut ini fashion paling berbahaya yang sempat jadi tren di jaman baheula.
Pernah lihat gambar perempuan Eropa jaman dulu yang roknya besar dan bundar? Yup, bentuk rok yang seperti kubah itu karena menggunakan crinoline, yaitu sebuah kerangka yang dikenakan di bawah rok sebagai penopang untuk menciptakan bentuk tertentu. Crinoline populer di Eropa pada abad 19 masehi dan biasanya dibuat dengan bahan rangka baja dan rambut kuda. Dengan memakai crinoline, diharapkan para wanita pemakainya terlihat lebih langsing karena rok yang mereka pakai jadi terlihat super besar.
Rok superlebar dan kaku ini terbukti punya resiko besar juga. Sebab beberapa kali pengguna crinoline ini tak sengaja nyenggol lilin hingga menyebabkan roknya terbakar. Bahkan yang lebih parah, tahun 1863 pernah terjadi kebakaran di gereja la Compañía de Jesús di Santiago, Chile, yang memakan korban 2 sampai 3 ribu orang. Penyebabnya, karena para wanita di gereja tersebut panik dan berebutan menuju pintu, tapi tak bisa keluar, alias nyangkut bin mampet, gara-gara crinoline yang mereka pakai!
Entah kenapa para wanita eropa sangat terobsesi untuk terlihat selangsing mungkin, sampai mirip kaca jam pasir. Untuk itulah mereka mengenakan korset super ketat di sekitar perut dan pinggang mereka sebagai baju dalam. Padahal, memakai korset dengan ketat sangat beresiko tinggi karena bukan hanya menghambat pernafasan, bahkan bisa menyebabkan pendaharan dalam, patah tulang rusuk, serangan jantung dan sebagainya. Tak heran banyak wanita yang mati mendadak saat mengenakan korset.
Di Cina abad 8 – awal abad 20 Masehi  ukuran kecantikan adalah kaki yang kecil mungil. Untuk mengecilkan kaki bahkan sampai menjadi setengah ukuran normal, kaki mereka dilipat dan diikat sedemikian rupa sejak masih kecil, agar kaki itu tidak tumbuh lagi. Sakit? So pasti. Walaupun begitu tradisi footbinding ini tetap dilestarikan karena kaki yang mungil juga menandakan status sosial. Wanita-wanita yang berkaki besar dianggap kampungan yang sehari-harinnya bekerja di sawah dan ladang. Padahal, dengan mengikat kaki sedemikian ketat bisa menghentikan sirkulasi darah di jari-jari kaki, sehingga seringkali menyebabkan gangrene atau jaringan tubuh mati. Akibatnya pasti akan menyulitkan berjalan apalagi berlari. 
Sebelum era kosmetik modern, wanita-wanita bangsawan jaman dulu seringkali menggunakan bedak dan make-up dari bahan-bahan yang berbahaya, seperti timbal (Lead). Timbal merupakan logam berat yang berbahaya karena semakin menumpuk di dalam tubuh sehingga menyebabkan keracunan. Keracunan timbal bisa menyebabkan kerusakan otak, sistem syaraf, anemia, kejang, dll. Bukan hanya kerusakan dalam tubuh, penggunaan timbal juga bisa merusak wajah. Bodohnya kerusakan wajah itu malah ditutupi dengan timbal yang lebih banyak. Haduh.
Abad 19 masehi, tren bagi para gentlemen adalah memakai kerah baju yang tinggi. Karena dibikin terpisah dengan baju alias portabel, kerah yang selalu berwarna putih itu dikeraskan (dikanji) sedemikian rupa sampai kaku. Kerah itu dikenakan di leher dengan ketat sehingga bisa menghambat pernafasan, bahkan kalau kurang beruntung seseorang bisa tercekik sampai mati gara-gara kerahnya. Lebih parah lagi, kalau terpeleset, kerah yang super keras ini bisa menusuk dan melukai tenggorokan. Hiiy.

Itulah beberapa fashion berbahaya yang sempat ngetren di dunia barat. Untung saja peradaban Islam terlalu cerdas, jadi tidak ada tuh tren-tren fashion membahayakan hanya untuk tampil menarik di depan lawan jenis. [Ishaak]



Artikel Terkait Lifestyle