Breaking News
Loading...
Wednesday, April 17, 2013

Info Post


Jakarta – Gubernur Aceh Zaini Abdullah datang memenuhi panggilan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pertemuan berlangsung tertutup, bahkan tidak ada pengumuman resmi akan ada pertemuan antara keduanya. Dalam pertemuan itu, Zaini membahas permintaan pemerintah Aceh soal
pembangunan, termasuk keinginan pemerintah Aceh soal kemajuan di bidang ekonomi.
“Dalam pembicaraan kami lebih banyak tentang pembahasan di Aceh dan apa yang diinginkan oleh pemerintah Aceh untuk kemajuan dalam bidang ekonomi, juga dalam pembangunan yang direncanakan seperti rumah sakit di Aceh juga mendapat respon yang sangat bagus dari Bapak Presiden,” ungkap Zaini di Kompleks Setneg, Jakarta, Rabu (17/04/2013).
Di tengah-tengah perjumpaan itu, Zaini mengaku memberikan klarifikasi soal bendera Aceh. Pernyataan itu sama persis dengan yang dia sampaikan saat bertemu dengan Kemenko Polhukam beberapa waktu lalu.
“Kita juga berikan, ini sudah ada putusan DPRA dan ini suatu instansi dan bukan saja diiyakan oleh Partai Aceh, tapi juga partai nasional ada Partai Demokrat, Golkar, PKS dan Partai Aceh di situ. Ini tidak perlu digaris bawahi dan ini ada lanjutan, kita cooling down dulu,” tandasnya.
Ketika ditanya soal bendera Aceh yang tidak akan berubah sejak ditetapkan, Zaini mengaku tidak ingin komentar.
“Saya kira tidak perlu saya kasih komentar di sini yah. Kita semua tahu ini hal sensitif, kita akan cari solusi, dan ingat saja peristiwa di Aceh, sudah banyak konflik di Aceh sudah 30 tahun dan bisa diselesaikan dalam tempo 6 bulan dan ini soal bendera insya Allah bisa selesai,” paparnya.
Pertemuan itu dihadiri Wakil Presiden Boediono dan Menteri Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi. Sementara, Zaini ditemani Wali Nanggroe Malik Mahmud.



Artikel Terkait Aceh